Sabtu, 26 November 2011

Laporan Biologi



LAPORAN HASIL
PENELITIAN PRAKTUKUM BIOLOGI

TENTANG
PENGRU SUHU DAN pH TERHADAP
AKTIVITAS ENZIM KATALASE


                                                            NAMA KELOMPOK V:
1.      RUDI ANSORI
2.      WILIANDARI WILDA WARDANI
3.      SYAPA’AH
4.      RIRIN RISTIANI
5.      SITI SOFIANA

XII IPA 4
SMAN 1 GERUNG


DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PEMBAHASAN
1.      JUDUL PENELITIAN.............................................................................................. 1
2.      WAKTU................................................................................................................... 1
3.      TUJUAN PENELITIAN........................................................................................... 1
4.      LANDASAN TEORI................................................................................................ 1
5.      RUMUSAN MASLAH............................................................................................. 7
BAB II KEGIATAN
1.      ALAT DAN BAHAN............................................................................................... 8
2.      LANGKAH KERJA................................................................................................. 8          
3.      HASIL PENGAMATAN........................................................................................... 9
4.      PEMBAHASAN....................................................................................................... 10
BAB III PENUTUP
1.      KESIMPULAN......................................................................................................... 14
2.      SARAN.................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA




KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji dan syukur bagi Allah swt yang dengan ridho-Nya kita dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dengan baik dan lancar. Sholawat dan salam tetap kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw dan untuk para keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia mendampingi beliau. Terima kasih kepada keluarga, ibu guru, dan teman-teman yang terlibat dalam pembuatan makalah ini yang dengan do'a dan bimbingannya laporan penelitian  ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Dalam laporan penelititan ini, kami meneliti tentang ” Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Proses Fotosintesis pada Tanaman Hydrrilla” yang kami buat berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan selama beberapa  hari dan  refrensi yang kami ambil dari berbagai sumber, diantaranya buku dan internet. Laporan penelitian  ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari. Kami berharap bisa dimafaatkan semaksimal dan sebaik mugkin.
Tidak gading yang tak retak, demikian pula laporan penelitian ini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.


Gerung,  November  2011

Penyusun







BAB I. PENDAHULUAN

1.      Judul Penelitian
Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Proses Fotosintesis pada Tanaman Hydrrilla
2.      Waktu
Kami melakukan penelitian ini selama delapan hari mulai dari tanggal 30 November  2011.
3.      Tujuan Panelitian
Adapun penelitian ini kami lakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya dan pengaruh kadar CO2 (NaHCO3) terhadap fotosintesis pada tanaman hydrilla.
4.     Landasan Teori
            Aktivitas kehidupan di biosfer pada dasarnya digerakkan oleh tenaga dari cahaya matahari. Secara sepintas memang tidak nampak hubungan cahaya matahari dengan hewan yang dapat berlari dengan cepat. Namun apabila diteliti dengan cermat akan diketahui bahwa tenaga untuk berlari itu berasal dari pemecahan karbohidrat yang terkandung di dalam daun rerumputan yang dimakan oleh hewan tersebut, dan karbohidrat yang dipecah berasal dari suatu reaksi kimia didalam daun yang berlangsung dengan menggunakan energi cahaya matahari. Reaksi pembentukan karbohidrat ini dinamakan fotosintesis.
Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Selain fotosintesis juga dipengaruhi oleh beberapa faktor.,berikut beberapa faktor yang mempengeruhi fotosintesis sebagai berikut:
1.    Intensitas Cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2.    Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3.    Suhu
4.    Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
5.    Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
6.    Kadar fotosintat (hasil fotosintesi)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
7.    Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.
Namun, pada penelitian ini kami lebih menekankan pengaruh dari intensitas cahaya matahari. Intensitas cahaya matahari yang diterima Hydrilla mempengaruhi laju reaksi terang dari keseluruhan proses fotosintesis tersebut. Semakain besar intensitas cahaya matahari yang diterima maka, reaksi terang pun berjalan lebih cepat, dan jumlah O2 yang dihasilkan pun bertambah, dikarenakan laju pengangkutan elektron oleh Fotosistem bertambah cepat, sehingga proses pengoksidasian H2O lebih cepat. Peningkatan intensitas cahaya matahari, akan berpengaruh terhadap keterlibatan jumlah fotositem. Jika intensitas cahaya matahar terus ditingkatkan maka jumlah fotosistem yang terlibat dalam penyerapan energi semakin banyak. Dalam kondisi seperti ini, keefektifitasan penggunaan fotosistem tergantung pada jumlah cahaya matahari yang diterima tumbuhan. Pada suatu titik tertentu penggunaan fotosistem akan berjalan maksimal. Sehingga peningkatan Intensitas cahaya matahari tidak akan berpengaruh. Atau sebaliknya disebabkan jika Intensitas cahaya matahari yang diterima Hydrilla sedikit atau kecil, sehingga mempengaruhi laju reaksi terang dari keseluruhan proses fotosintesis tersebut.Semakain kecil intensitas cahaya matahari yang diterima maka, reaksi terang pun berjalan lebih lambat, dan jumlah O2 yang dihasilkan pun berkurang, dikarenakan laju pengangkutan elektron oleh Fotosistem lambat, sehingga proses pengoksidasian H2O lambat pula. Peningkatan intensitas cahaya matahari, akan berpengaruh terhadap keterlibatan jumlah fotositem. Jika intensitas cahaya matahari terus menurun maka jumlah fotosistem yang terlibat dalam penyerapan energi semakin sedikit. Dalam kondisi seperti ini, keefektifitasan penggunaan fotosistem tergantung pada jumlah cahaya matahari yang diterima tumbuhan. Pada suatu titik tertentu penggunaan fotosistem akan berjalan kurang maksimal.

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari. (Kimball, 2002)
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
Seperti organisme lainnya, tanaman tersusun atas sel-sel sebagai unit dasar penyusun kehidupan tanaman. Sel-sel tanaman mengandung struktur yang disebut kloroplas (Chloroplast) yang merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Kloroplas adalah organel khusus yang dimiliki oleh tanaman, berbentuk oval dan mengandung klorofil (chlorophyll) yang dikenal dengan zat hijau daun. Seluruh bagian tumbuhan yang merupakan struktur berwarna hijau, termasuk batang dan buah memiliki kloroplas dalam setiap sel penyusunnya. Namun secara umum aktifitas fotosintesis terjadi di dalam daun. Michael W. Davidson dalam websetnya menyatakan bahwa kepadatan kloroplas di permukaan daun suatu tanaman rata-rata sekitar satu setengah juta per milimeter persegi.
Fotosintesis memiliki dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang yaitu tahapan yang sangat dipengaruhi oleh ketersediaan cahaya matahari. Reaksi ini melibatkan Fotosistem I dan II yang bekerja sama menggunakan energi cahaya untuk menghasilkan ATP dan NADPH sebagai produk reaksi terang. Dibagi ke dalam dua aliran,
a.       Aliran Elektron non-siklik. Aliran elektron non-siklik dimulai ketika fotosistem II menyerap cahaya , dan electron yang dieksitasi ke tingkat yang lebih tinggi dalam P680 diterima oleh akseptor electron primer.  Klorofil yang dioksidasi menjadi agen pengoksidasi yang sangat kuat.  Elektron diekstraksi dari air dan dikirimkan ke P680 menggantikan elektron yang keluar dari klorofil. Air diuraikan menjadi hidrogen dan oksigen. Elektron yang terfotoeksitasi mengalir dari akseptor elektron primer ke fotosistem I melalui rantai transport elektron yang terdiri dari satu pembawa elektron yaitu plastokinon (Pq), suatu kompleks yang terdiri atas dua sitokrom , dan protein yang mengandung tembaga yang disebut plastosianin (Pc). Elektron yang menuruni rantai, eksergoniknya berada ke tingkat energi yang lebih rendah dan digunakan oleh tilakoid untuk menghasilkan ATP.  Pmbentukan ATP disebut fosforilasi karena digerakkan oleh energi cahaya. Elektron selanjutnya mencapai pusat P700 yang telah kehilangan elektronnya, karena energy cahaya menggerakkan electron dari P700 ke akseptor electron primer pada fotosistem I.  Selanjutnya electron ditransfer melalui transfer electron . disalurkan ke feredoksin (Fd).  NADP+ reduktase menyalurkan electron dari Fd ke NADP+.  NADP+ berubah menjadi NADPH.
b.      Aliran Elektron siklik. Elektron yang terfotoeksitasi dapat melalui jalur khusus yaitu aliran electron siklik.  Aliran ini menggnakan fotosistem I saja.  Elektron kembali dari feredoksin ke kompleks sitokrom dank e klorofil P700.  NADPH tidak diproduksi tetapi menghasilkan ATP.  Proses pembentukan ATP ini disebut fosforilasi siklik. (anonim.2008)
Reaksi gelap, merupakan tahapan lanjutan dari reaksi terang, di mana terjadi fiksasi karbondioksida untuk direduksi menjadi karbohidrat.
a.      Fase I, Fiksasi karbon. Siklus Calvin memasukkan setiap molekul CO2 dengan menautkannya pada gula berkarbon-lima yang dinamai ribulosa bisfosfat (RuBP) dengan bantuan RuBP karboksilase atau rubisko. RuBP kemudian terurai membentuk dua molekul 3-fosfogliserat.
b.      Fase II, Reduksi. Setiap molekul 3-fosfogliserat menerima gugus fosfat baru dari ATP sehingga membentuk 1,3-bisfosfogliserat. Selanjutnya sepasang electron yang disumbangkan dari NADPH mereduksi gugus karboksil 3-fosfogliserat menjadi gugus karbonil yang berupa G3P (gula berkarbon 3).
c. Fase III, Regenerasi akseptor CO2 (RuBP). Rangka karbon yang terdiri atas lima molekul G3P disusun ulang oleh langkah terakhir skilus Calvin menjadi tiga molekul RuBP. Untuk menyelesaikan ini, siklus menghabiskan tiga molekul ATP. Siklus Calvin secara keseluruhan mengkonsumsi sembilan molekul ATP dan enam molekul NADPH. (Mahmuddin.2009).
                             Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari.(Dwidjoseputro,1986)
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Untuk tujuan praktis, satu-satunya sumber molekul bahan bakar yang menjadi tempat begantung seluruh kehidupan adalah fotosintesis. Fotosintesis merupakan salah satu reaksi yang tergolong ke dalam reaksi anabolisme. Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan makanan (glukosa) yang berbahan baku karbondioksida dan air.
Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan ganggang hijau yang bersifat autotrof. Artinya keduanya mampu menangkap energi matahari untuk menyintesis molekul-molekul organik kaya energi dari precursor organik H2O dan CO2. Sementara itu, hewan dan manusia tergolong heterotrof, yaitu memerlukan suplay senyawa-senyawa organik dari lingkungan (tumbuhan) karena hewan dan manusia tidak dapat menyintesis karbohidrat. Karena itu, hewan dan manusia bergantung pada organisme autotrof.
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastid yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel jaringan tiang (palisade) dan sel-sel jaringan bunga karang (spons). Di dalam kloroplas terdapat klorofil pada protein integral membrane tilakoid. Klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. klorofil a merupakan hijau rumput (green grass pigment) yang mampu menyerap cahaya merah dan biru-keunguan. Klorofil a ini sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis. Klorofil b merupakan pigmen hijau-kebiruan yang mampu menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan. Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau dan beberapa bakteri autotrof.
Jan Ingenhousz merupakan orang yang pertama kali melakukan penelitian tentang fotosintesis adalah Jan Ingenhousz (1730-1799). Ingenhousz memasukkan tumbuhan air Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu ditutup denagn corong terbalik dan diatasnya di beri tabung reaksi yang diisi air hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air tersebut. Gelembung udara tersebut menandakan adanya gas. Setelah diuji ternyata adalah oksigen. Ingenhousz menyimpulkan fotosintesis menghasilkan oksigen, sesuai dengan percobaan yang kami lakukan.
Fotosintesis terjadi hanya di bagian hijau tanaman. Untuk efisiensi fotosintesis harus daun tipis dan memiliki luas permukaan besar. Ini membantu dalam penyerapan cahaya dan difusi gas, dan sarana untuk mencegah kehilangan air yang berlebihan melalui stomata dan epidermis. Jumlah besar kloroplas dalam sel-sel mesofil palisade menyediakan jaringan fotosintetik utama. Ruang antara spons berbentuk tidak teratur di dalam sel-sel mesofil daun izin difusi gas gratis. Turgor sel penjaga berubah menjadi gas mengizinkan pertukaran dengan atmosfer. Kutikula pada berlapis tunggal transparan epidermis atas dan bawah melindungi daun dari pengeringan dan infeksi. 
Pada proses fotosintesis NaHCO3 dapat membantu laju reaksi fotosintesis tanaman. Namun penambahan NaHCO3 targantung pada intensitas cahaya, semakin besar intensitas cahaya maka senakin cepat laju reaksinya, atau sebalikanya semakin kecil intensitas cahaya semakin lambat laju reaksinya. Penambahan NaHCO3 memperbanyak gelembungnya karena ketika NaHCO3 berikatan dengan H2O menghasilkan CO2 ;
NaHCO3 →Na+ +  HCO3-
HCO3- → H2O + CO2
CO2 dibutuhkan dalam reaksi fotosintesis sebagai bahan utama ,yang reaksinya ;
6CO2 + 6H2O + (SINAR MATAHARI)/KLOROFIL →6C6H12O6 + 6O2
Gelembung yang muncul pada percobaan kami merupakan O2, yang dihasilkan pada proses fotosintesis. Gas O2 dihasilkan dari tahapan reaksi terang, yang membutuhkan cahaya matahari. O2 diperoleh dari hasil oksidasi H2O menjadi ½ O2 dan 2 H+, dalam proses ini yang menjadi reduktornya adalah P680+ (Anonim). Elektron H+ selain mengoksidasi P680+, juga mengoksidasi NADP+menjadi NADPH
.
5.     Rumusan Masalah
            Adapun dari judul di atas kami mendapatkan  rumusan masalah dari penelitian ini adalah”Bagaimanakah pengaruh intensitas cahaya terhadap proses fotosintesis pada tanaman hydrilla”.







BAB II. KEGIATAN

1.      Alat dan Bahan
A.    Alat
·         Gelas kimia (1 buah)
·         Corong penutup (1 buah)
·         Stopwatch
·         Tabung reaksi (1 buah)
·         Kawat ( 30 cm)
·         Pengaduk (1 buah)
B.     Bahan
·         Tanaman Hydrille Vertucullata
·         Air
·         Zat NaHCO3

1.      Langkah Kerja
A.    Persiapan
·         Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
B.     Kegiatan
·         Potonglah tanaman hydrilla pada ujung-ujung tanaman kurang lebih sepanjang 5 cm sebanyak 5 buah
·         Buatlah kawat yang telah dipotong sepanjang 10 cm, dengan membengkokkan masing masing ujung kawat dengan arah yang berlawanan seperti gantungan sebanyak 3 buah, untuk meletakkan/menyangga corong penutup pada gelas kimia
·         Isi gelas kimia dengan air
·         Masukkan tanaman hydrilla yang telah dipotong tadi kedalam gelas kimia, dengan ujung tanaman menghadap kebawah.
·         .Masukkan corong penutup dengan, mulut corong penutup menghadap kebawah dan meletakkan/menyangga corong penutup dengan kawat yang telah digantungkan di sisi gelas kimia.
·         Isi penuh tabung reaksi dengan air, kemudian tutup ujung corong penutup dangan tabung reaksi tadi. Langkah-langkah tersebut sesuai dengan gambar dibawah ini:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhavyJft_wZNO72UsuDn2NuGUU1PvXo3fa4xdUxV1ykj1FTFfjMqO95cd02_CJ7WB7w-t1IBHc-HUpYf5WX-nDAvvO3nZ0J0kBiHeFmJ3lC4DK4BMeuEQHsZrgug0ciuycDwGaylsyyN0k/s320/1.JPG
C.    Perlakuan
·         Letakkan objek pengamatan di tempat yang teduh atau tidak terkena cahaya matahari selama 10 menit
·         Letakkan objek pengamatan di tempat yang terkena cahaya matahari langsung selama 10 menit
·         Campurkan dengan zat NaHCO3 pada larutan tersebut, kemudian letakkan ditempat yang tidak terkenan cahaya matahari langsung selama 5 menit dan letakkan ditempat yang terkena cahaya matahari langsung selama 5 menit.
D.    Pengamatan
·         Amatilah gelembung yang dihasilkan pada masing-masing perlakuan
·         Tulislah jumlah gelembung yang dihasilkan pada masing-masing perlakuan, yang dimana pada saat pengamatan pada ditempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung dan yang terkena cahaya matahari langsung penghitungan jumlah gelembung yang dihasilkan dilakukan dengan dua kali penghitungan yakni, pada saat lima menit pertama dan lima menit kedua.
2.      Hasil Pengamatan
`               Adapun hasil pengmatan kami, kami tuangkan dalam tabel-tabel hasil pengamatan dibawah ini:


NO
PERLAKUAN
JUMLAH GELEMBUNG
5 MENIT I
5 MENIT II
1
Terkena cahaya matahari langsung
463
368
2
Tidak terkena cahaya matahari langsung
89
58
3
Ditambahkan NaHCO3 + Cahaya matahari
277
-
4
Ditambahkan NaHCO3 + tidak terkena cahaya
11


   Keterangan: Pada perlakuan ketiga dan keempat masing-masing hanya dilakukan    selama 5 menit.

3.     Pembahasan
            Seperti yang kita ketahui Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
A.       Fotosintesis Yang Terkena Cahaya Matahari Langsung
Berdasarkan data yang kami peroleh dari hasil percobabaan, didapatkan hasil jumlah gelembung yang paling banyak dibandingkan dengan perlakuan yang lain, dengan jumlah gelembung yang tercatat sebanyak 463 gelembung pada 5 menit pertama , dan sebanyak 368 gelembung pada 5 menit kedua, dengan ukuran gelembung yang cukup besar..
Hal ini disebabkan karena Intensitas cahaya matahari yang diterima Hydrilla cukup besar mempengaruhi laju reaksi terang dari keseluruhan proses fotosintesis tersebut.Semakain besar intensitas cahaya matahari yang diterima maka, reaksi terang pun berjalan lebih cepat, dan jumlah O2 yang dihasilkan pun bertambah, dikarenakan laju pengangkutan elektron oleh Fotosistem bertambah cepat, sehingga proses pengoksidasian H2O lebih cepat. Peningkatan intensitas cahaya matahari, akan berpengaruh terhadap keterlibatan jumlah fotositem. Jika intensitas cahaya matahar terus ditingkatkan maka jumlah fotosistem yang terlibat dalam penyerapan energi semakin banyak. Dalam kondisi seperti ini, keefektifitasan penggunaan fotosistem tergantung pada jumlah cahaya matahari yang diterima tumbuhan. Pada suatu titik tertentu penggunaan fotosistem akan berjalan maksimal.Sehingga peningkatan Intensitas cahaya matahari tidak akan berpengaruh. Sehingga menghasilkan gelembung yang merupakan O2, yang dihasilkan pada proses fotosintesis.
Dilihat dari hasil percobaan diatas jumlah gelembung yang dihasilkan pada saat 5 menit pertama lebih banyak dibandingkan jumlah gelembung yang dihasilakan pada saat 5 menit kedua, hail ini disebabkan karena jumlah intensitas cahaya yang diterima berbeda pada saat 5 menit pertama lebih banyak dibandingkan dengan lima menit kedua, yang disebakkan oleh faktor cuaca pada saat itu.
B.       Fotosintesis Yang Tidak Terkena Cahaya Matahari Langsung
Berdasarkan data yang kami peroleh dari hasil percobabaan, didapatkan hasil jumlah gelembung yang tercatat sebanyak 89 gelembung pada 5 menit pertama , dan sebanyak 58 gelembung pada 5 menit kedua, dengan ukuran gelembung yang tidak terlalu besar.
Hal ini disebabkan karena Intensitas cahaya matahari yang diterima Hydrilla sedikit atau kecil, sehingga mempengaruhi laju reaksi terang dari keseluruhan proses fotosintesis tersebut.Semakain kecil intensitas cahaya matahari yang diterima maka, reaksi terang pun berjalan lebih lambat, dan jumlah O2 yang dihasilkan pun berkurang, dikarenakan laju pengangkutan elektron oleh Fotosistem lambat, sehingga proses pengoksidasian H2O lambat pula. Peningkatan intensitas cahaya matahari, akan berpengaruh terhadap keterlibatan jumlah fotositem. Jika intensitas cahaya matahari terus menurun maka jumlah fotosistem yang terlibat dalam penyerapan energi semakin sedikit. Dalam kondisi seperti ini, keefektifitasan penggunaan fotosistem tergantung pada jumlah cahaya matahari yang diterima tumbuhan. Pada suatu titik tertentu penggunaan fotosistem akan berjalan kurang maksimal.
Dilihat dari hasil percobaan diatas jumlah gelembung yang dihasilkan pada saat 5 menit pertama lebih banyak dibandingkan jumlah gelembung yang dihasilakan pada saat 5 menit kedua, hail ini disebabkan karena jumlah intensitas cahaya yang diterima berbeda pada saat 5 menit pertama lebih banyak dibandingkan dengan lima menit kedua, yang disebakkan oleh faktor cuaca pada saat itu, sehingga suhu pada saat itu akan berubah-ubah, sehingga mempengruhi laju fotosintesis.
C.       Fotosintesis di Tambahkan NaHCO3 + Cahaya Matahari Langsung
Berdasarkan data yang kami peroleh dari hasil percobabaan, didapatkan hasil jumlah gelembung yang tercatat sebanyak 277 gelembung selama 5 menit, dengan ukuran gelembung  besar. Hal ini disebabkan selain terkena cahaya matahari secara langsung, juga disebabkan karena penambahan NaHCO3  yang dapat membantu laju reaksi fotosintesis tanaman. Penambahan NaHCO3 memperbanyak gelembungnya karena ketika NaHCO3 berikatan dengan H2O menghasilkan CO2, sehingga jumlah gelembung yang dihasikan cukup banyak. Namun karena kondisi cuaca pada saat itu berubah-ubah, yang dimana pada saat melakukan penelitian dengan menambahkan NaHCO3 dan diletakkan di tempat yang terkena cahaya matahari langsung , pada saat melekukan penelitian cuaca dalam keadaan mendung, sehingga intensitas cahaya yang diterima berkurang, sehingga menyebabkan penambahan NaHCO3 kurang dapat bereaksi secara maksimal. yang menyebabkan jumlah gelembung yang dihasilakan tanpa penambahan NaHCO3 lebih besar dibandingkan dengan pada saat melakukan penambahan NaHCO3.
D.       Fotosintesis di Tambahkan NaHCO3 + Tanpa Cahaya Matahari Langsung
Berdasarkan data yang kami peroleh dari hasil percobabaan, didapatkan hasil jumlah gelembung yang tercatat sebanyak 11 gelembung selama 5 menit, dengan ukuran gelembung  relative kicil. Hal ini disebabkan selain tidak terkena cahaya matahari secara langsung, walau pun dengan penambahan NaHCO3  yang dapat membantu laju reaksi fotosintesis tanaman. Namun penambahan NaHCO3 tedak dapat bereaksi makasimal karena intensitas cahaya yang didapatkan sedikit sekali, sehingga penambahan NaHCO3 tidak dapat memperbanyak gelembungnya karena ketika NaHCO3 berikatan dengan H2O menghasilkan CO2, sehingga jumlah gelembung yang dihasikan sanagat sedikit, dibandingkan dengan percobaan-percobaan yang lainnya.

















BAB III PENUTUP

1.     Kesimpulan
            Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa intensitas cahaya matahari sangat berpengruh dalam proses fotosintesis, yang dimana terlihat dari hasil pengamatan diatas. Penambahan NaHCO3 dapat membantu laju reaksi fotosintesis tanaman. Namun penambahan NaHCO3 targantung pada intensitas cahaya, semakin besar intensitas cahaya maka senakin cepat laju reaksinya, atau sebalikanya semakin kecil intensitas cahaya semakin lambat laju reaksinya. Penambahan NaHCO3 memperbanyak gelembungnya karena ketika NaHCO3 berikatan dengan H2O menghasilkan CO2. Sehingga tanpa adanya cahaya tumbuhan tidak dapat melakukan proses fotosintesis.
2.     Saran
            Penelitian ini akan lebih sempurna, apabila dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas, namun yang perlu kami ingatkan pada saat melakuakan penelitian ini agar lebih sempuna, sehingga mendapatkan data yang lebih kongkrit adalah sebagai berikut:
A.       Gunakan cukup banyak sampel tumbuhan Hydrilla. Lebih banyak Hydrilla, maka lebih banyak gelembung terbentuk.
B.       Tambahkan lebih banyak NaHCO3. Dengan demikian ada lebih banyak sumber CO2 untuk fotosintesis.
C.       Amatilah dengan cermat dan saksama jumlah gelembung yang terbentuk.
            Mungkin hanya ini saran yang dapat kami sampaikan, somoga saran kami ini dapat bermanfaat bagi yang ingin mencoba penelitian yang kami lakukan ini, dan mendapatkan hasil yang lebih sempurna dibandingkan kami. Terima Kasih, Wassallam.



    

                  

           

          



DAFTAR PUSTAKA
2.      Aryulina, Diah. 2006. Biologi SMA dan MA Jilid 3 unt
3.      http://biologi/MATERI TUGAS BIOLOGI/laporan-praktikum-fotosintesis-sachs.html
5.      www.123helpme.com
6.      Syamsuri, Istamar. 2007. Biologi 3A untuk SMA KELAS XII SEMESTER 1. Malang.  Penerbit Erlangga




Tidak ada komentar: